Oxo Biodegradable Plastik (Plastik Ramah Lingkungan) – EPI Addictive

EPI merupakan salah satu oxo-biodegradable addictive - TDPA (Totally Degradable Plastic Addicetive) yang saat ini banyak dipakai perusahaan plastik untuk membantu pemerintah dalam menggencarkan program Go Green.

Dengan menambahkan addictive EPI ke resin HDPE, LDPE, LLDPE, PP, plastik yang di hasilkan oleh akan menjadi plastik yang degradable, ramah lingkungan dan bisa hancur/ terurai dalam kurun waktu 1-2 tahun (tergantung kondisi lingkungan).





EPI merupakan TDPA yang sudah diakui dan memenuhi standart dunia internasional, dan sudah terbukti proses degradablenya (untuk info lebih lanjut bisa klik link http://www.epi-global.com/en/tdpa-standards.php).
EPI juga merupakan addictive food contact yang sudah memenuhi standar Amerika, dan Eropa (untuk info lebih lanjut bisa klik link http://www.epi-global.com/en/food-contact-compliance.php).

Info lebih lanjut bisa kunjungi www.epi-global.com

Perbedaan Degradable, Biodegradable dan Oxo Biodegradable Plastik

Perbedaan Degradable, Biodegradable dan Oxo Biodegradable Plastik


Plastik merupakan salah satu hasil penemuan manusia yang paling banyak digunakan hingga saat ini. Plastik digunakan dalam skala besar dalam produksi item-item injeksi seperti botol untuk minuman, peralatan bayi, wadah untuk makanan, selang, pipa bangunan, botol kecap, botol shampo, sikat gigi, alat makan(sendok, garpu, piring, mangkok, gelas), hingga mainan anak- anak. Kemudian selain bentuk botol-botolan, plastik juga di produksi ke item-item kemasan, yakni kemasan-kemasan seperti kantong fashion, kantong supermarket atau kantong kresek kantong asoy, kantong roti serta packaging-packaging makanan seperti packaging frozen food (vacuum pack Nylon), packaging snack, packaging refill minyak goreng, sabun mandi cair (standing pouch) dan lain sebagainya.
Namun beberapa tahun terakhir ini, penggunaan plastik mendapat perhatian tersendiri. Mengingat bahan ini sangat sulit untuk terurai dan akan menimbulkan masalah bagi lingkungan dalam waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, berbagai inovasi terus dilakukan termasuk dengan mengembangkan plastik yang mudah terurai, yang lebih banyak di sebut plastik degradable, atau plastik ramah lingkungan.

Saat ini, terdapat beberapa istilah penting yang sering dibahas, yakni degradable, biodegradable, dan oxo biodegradable plastics. Untuk mendapatkan pemahaman lebih baik, mari kita ulas perbedaan dari ketiga istilah tersebut.

Plastik Degradable merupakan plastik yang di desain dengan mengubah secara signifikan struktur kimianya dengan proses dan kondisi tertentu, sehingga integritas produk berkurang. Molekul di oksidasi dan diuraikan menjadi ukuran yang lebih kecil.

Plastik Biodegradable adalah plastik yang secara alami dapat diuraikan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan alga. Untuk proses plastiknya dari bahan alami seperti contohnya singkong.

Sedangkan Plastik Oxobiodegradable merupakan plastik yang dapat terurai dengan sistem bereaksi dengan cahaya, dan oksigen dari udara, kemudian si plastik akan terpecah menjadi molekul-molekul kecil yang bisa menyerap air, setelah itu, molekul yang telah teroksidasi akan terurai oleh mikro organisme menjadi CO2, H2O, dan biomassa.

Semakin menjamurnya penggunaan oxo biodegradable plastics ini tidak terlepas dari meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan. Kemasan plastik yang tidak terurai telah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat dunia, karena mencemari tanah, air, dan udara. Dampak yang paling mudah dilihat adalah banjir akibat tumpukan plastik di sungai atau bahkan kontaminasi logam berat di lautan lepas akibat residu plastik dan bahan pendukungnya.
Secara biaya, penggunaan oxo biodegradable plastics tergolong lebih murah dibandingkan degradable packaging yang berasal dari singkong / tebu. Apalagi oxo biodegradable plastics bisa terurai lebih cepat sekitar 2-3 tahun. 



Source : dari berbagai sumber.

Kelebihan/ Keunggulan dan Kelemahan Plastik

Coba perhatikan benda yang ada di sekeliling kita, hampir semuanya terbuat dari plastik bukan?? Ya, plastik merupakan benda yang sering dijumpai di sekitar kita. Bahkan setiap hari kita menggunakan plastik untuk mengolah, menyimpan atau mengemas makanan, karena plastik memang lebih praktis digunakan dibandingkan bahan lainnya. Selain itu plastik lebih awet dan tahan lama daripada kemasan alami seperti daun yang mungkin sudah susah dicari.

Keunggulan dari pemakaian Plastik itu sendiri diantaranya plastik itu Kuat, Flexible/ Luntur, Ringan, Murah, Gampang dicari, Tidak Karatan, Tidak Mudah pecah, mudah diberi warna sehingga menambah daya tarik, mudah dibentuk sesuai fungsi yang diinginkan serta isolator panas/ listrik yang baik.


Selain keunggulan, tentunya plastik juga memiliki kelemahan yang dimana beberapa jenis plastik tidak tahan panas. Jika tidak digunakan sesuai fungsinya, bahan-bahan kimia yang terkandung dalam plastik dapat membahayakan kesehatan. Dan Plastik membutuhkan waktu puluhan tahun hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami (non-biodegradable), karena itgu, berbagai temuan terbaru seperti campuran bahan biodegradable ke dalam proses plastik yang bisa membuat plastik bisa hancur/ terurai hanya dengan kurun waktu sekitar 2(dua) tahun saja.

Sejarah Plastik

Alexander Parkes, orang yang pertama kali memperkenalkan istilah plastik. Ketika itu, Parkes memperkenalkannya di sebuah Great International Exhibition di London pada 1892. Parkes mengistilahkan temuannya itu bernama "Parkesin" yakni sebuah material organik yang berasal dari selulosa atau serat yang dapat dibentuk bila dipanaskan dan mengeras ketika suhunya turun.

Istilah selulosa kemudian menjadi semakin terkenal ketika John Wesley Hyatt menemukan jenis terbaru serat ini. Penemuannya itu terjadi pada 1869 ketika dia mencampur selolusa organik dengan alkohol. Salah satu hasilnya adalah ketika bola biliar yang semula terbuat dari semen digantikan dengan bahan temuan Hyatt ini. Sayangnya, temuan Hyatt dianggap kurang bagus sebab jenis plastik ini sangat mudah meleleh di udara panas dan akhirnya bentuknya rusak. Namun, di sisi lain, temuan Hyatt ini kemudian sangat fenomenal dalam perkembangan dunia fotografi. Ketika selulosa dijadikan bahan pembuat film yang kemudian disebut seluloid pada awal 1900.

Dalam waktu hampir bersamaan, tepatnya 1897, muncul jenis plastik lain bernama formaldehyde resins atau disebut bakelit. Tidak jelas siapa penemunya. Namun, jenis plastik ini kemudian disebut sebagai plastik modern. Sifatnya lebih lunak dan mirip serbuk. Salah satu produk yang terkenal ketika itu adalah ketika jenis ini digunakan sebagai campuran pembuat kapur tulis.

Pada 1899, Arthur Smith, seorang ilmuwan Inggris, juga membuat temuan jenis plastik baru bernama phenol formaldehyde. Plastik jenis ini mencampur antara formaldehyde resin dengan teknik pembuatan dengan elektrisitas (listrik). Plastik milik Smith bersifat lebih keras dan kaku.

Secara garis besar, pada 1839 - 1894 merupakan era kemunculan plastik jenis semisintetis. Pada era ini pula, tepatnya 1872, plastik khusus pipa air atau disebut polyvinyl chloride (PVC) ditemukan oleh Eugen Baumann.

Sedangkan pada awal abad ke-20 (1908 - 1932) merupakan era paling produktif munculnya jenis-jenis plastik, mulai dari plastik yang kemudian dijadikan benang (nylon), PVC yang lebih elastis, hingga "si busa putih bernama Styrofoam temuan Ray McIntire pada 1954".

Memasuki era modern, 1940 - 1980, material pembuat plastik bukan hanya dari selulosa, alkohol, atau resin, namun ada yang dicampur kristal. Yang sifatnya kaku, awet, dan bening transparan seperti kristal. Plastik jenis ini kemudian banyak digunakan sebagai kaca lampu kendaraan atau lampu-lampu lainnya.

Jenis-Jenis Plastik serta Simbol-Simbolnya yang Harus Anda Ketahui

Saat ini kemasan plastik banyak dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastik juga beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Oleh karena itu kita harus mengerti plastik-plastik yang aman untuk kita pakai.


Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A.


Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?


PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret.



HDPE (high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Sama seperti #1 PET, #2 juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.



V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.



LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.



PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik.



PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.



Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate.

Masih banyak sekali barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol tersebut diatas, terutama barang plastik buatan lokal di Indonesia. Oleh karena itu, kalau anda ragu lebih baik tidak membeli. Kalaupun barang bersimbol lebih mahal, harga tersebut lebih berharga dibandingkan kesehatan keluarga kita.

Hindari penggunaan plastik apapun di Microwave, gunakan bahan keramik, gelas atau pyrex sebagai gantinya. Hindari juga membuang sampah plastik terutama yang mengandung Bisphenol-A sembarangan karena bahan tersebut pun bisa mencemari air tanah yang pada akhirnya pun bisa mencemari air minum banyak orang.

Apa itu Rotogravure Printing?

Rotogravure Printing adalah salah satu teknologi dalam dunia percetakan. Rotogravure sendiri dalam dunia grafika berarti cetak dalam. Atau dalam bahasa awam adalah teknologi cetak yang biasa digunakan untuk mencetak media yang terbuat dari bahan yang fleksibel (misalnya; berbagai jenis plastik, BOPP, CPP, Nylon, LLDPE, PET, PP, alumunium dan kertas serta PVC). Bahan yang akan dicetak adalah dalam bentuk rol atau gulungan. Hasil dari cetakan rotogravure tersebut tidak langsung dapat dinikmati oleh konsumen, tetapi harus melalui beberapa tahap,

salah satu contohny pembuatan kemasan makanan ringan anak-anak (proses laminasi/converting) :

1. Plastik hasil cetakan dilaminasi terlebih dahulu dengan menempatkan rol yang telah dicetak ke mesin laminasi, kemudian plastik rol tersebut dilapisi dengan bahan perekat dan ditempelkan ke media lain berupa "metalize" (campuran antara bahan plastik yang dilapisi dengan alumunium).

2. Hasil rol yang telah dilaminasi kemudian dikeringkan (di "aging") terlebih dahulu.

3. Rol yang telah dikeringkan kemudian dibawa ke mesin "slitter", untuk memotong gulungan panjang dan lebar menjadi ukuran tertentu sesuai dengan pesanan dari produsen makanan ringan tersebut.


Dalam proses cetak, media cetak (biasanya disebut film), tinta cetak dan silinder cetak lah yang memegang peranan penting. Untuk silinder cetak biasanya terbuat dari pipa besi dengan tebal 6 sampai 9mm yang diameternya disesuaikan dengan design gambar. Jumlah silinder cetak yang digunakan pada saat proses cetak tergantung pada jumlah warna yang ada pada gambar yang diinginkan. Jadi misalnya kita akan mencetak gambar sebuah mobil yang terdiri dari 5 warna, maka silinder cetaknya pun harus dibuat 5 buah.

Proses pembuatan silinder cetak cukup rumit, pertama pipa besi harus di Machining terlebih dahulu mendekati ukuran yang diinginkan, kemudian dilapis dengan tembaga. Setelah proses pelapisan tembaga, baru gambar yang diinginkan dibuat dengan menggunakan mesin khusus (dikenal dengan mesin engraving). Gambar dibuat dengan cara menusukkan sejenis jarum khusus (stylus) sedemikian rupa sehingga kedalaman nya lah yang menentukan hasil cetak. Setelah gambar terbentuk maka pipa besi tersebut akan dilapisi lagi dengan chrome agar tidak mudah teroksidasi dan lebih tahan terhadap keausan.

Proses tersebut diatas hanya gambaran singkat saja, dibalik itu masih banyak sekali teknologi yang digunakan dalam dunia rotogravure untuk menghasilkan suatu kemasan. Mulai dari desain, pembuatan tabung silinder dari besi, pelapisan tembaga, pembuatan gambar diatas silinder besi yang telah dilapis tembaga, pelapisan chrome, pencetakan, inspeksi, laminasi, slitting (pemotongan), pembuatan kantong (kalau memang ordernya terkirim bentuk kantong) serta masih banyak lagi proses didalamnya.

Karena dalam prosesnya mengubah bentuk bahan dasar menjadi bahan jadi, biasanya proses ini dinamakan proses "converting" atau dengan kata lain adalah "converting industry"

Adapun beberapa contoh sehari-hari dari hasil converting adalah, sebagai berikut:
1. Kemasan Mi Instan
2. Kemasan obat-obatan (selain kapsulnya dan syrup serta tetes mata)
3. Kemasan Makanan Ringan
4. Kemasan label botol air mineral dan air isotonik (dinamakan shrink label)
5. Tutup gelas minuman air mineral dll (lid cup)
6. Packaging Beras 1, 2, dan 5kg
7. Packaging Minyak Goreng/ Standing Pouch
8. Packaging Frozen/ Vacuum Food
9. Dan sejenisnya

Rotogravure dapat juga digunakan untuk memproduksi majalah, folding box, gift wrapp dan label minuman yang dengan peralatan khusus dapat dikerjakan in line. Kelebihan rotogravure dibandingkan dengan proses printing lainnya adalah dapat digunakan untuk mencetak dalam roll dengan lebar mulai dari 20 cm (labeling)hingga 1100 cm (floor vinyl) dengan panjang lebih dari 5000 mtr tergantung material yang digunakan. Demikian juga jenis material yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari plastik film 12mc hingga karton 320 gsm. Sedangkan kelemahan dari rotogravure adalah, kualitas gambar tidak setajam offset dan teks terbentuk dari susunan dot.

Source : http://id.wikipedia.org/wiki/Rotogravure

Apa itu Plastik?

Plastik merupakan salah satu hasil penemuan manusia yang paling banyak digunakan hingga saat ini. Plastik digunakan dalam skala besar dalam produksi seperti botol untuk minuman, peralatan bayi, wadah/ kemasan untuk makanan, selang, pipa bangunan, botol kecap, botol shampo, kantong pembungkus, kantong kresek, sikat gigi, alat makan (sendok, garpu, piring, mangkok, gelas), hingga mainan anak- anak.


Jadi sebenarnya plastik itu apa sih?
Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.

Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).

Plastik merupakan material yang baru secara luas dikembangkan dan digunakan sejak abad ke-20 yang berkembang secara luar biasa penggunaannya dari hanya beberapa ratus ton pada tahun 1930-an, menjadi 150 juta ton/tahun pada tahun 1990-an dan 220 juta ton/tahun pada tahun 2005. Saat ini penggunaan material plastik di negara-negara Eropa Barat mencapai 60kg/orang/tahun, di Amerika Serikat mencapai 80kg/orang/tahun, sementara di India hanya 2kg/orang/tahun.


Resin/ Bijih Plastik yang siap diolah/ diproses lebih lanjut
Source : http://id.wikipedia.org/wiki/Plastik